Dracula dalam pikiran kita merupakan makhluk penghisap darah yang takut pada Salib dan bawang putih. Sebenarnya Dracula tersebut terilhami dari seorang tokoh pada yang teramat kejam pada pemerintahan mehmed II. Dracula asli bernama Vlad Tsepes III (1431-1476 M) merupakan sosok pembangkang yang tidak mau tunduk pada pemerintahan Mehmed II. Dracula membalaskan sakit hatinya karena sejak kecil dipisahkan dari orangtuanya untuk mengikuti pendidikan militer.
Dalam babakan Perang Salib di atas Dracula merupakan salah satu panglima pasukan Salib. Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantain terhadap umat Islam. diperkirakan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang bisa dikatakan sangat biadab yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula. Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya dilancipkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut, kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika penyulaan berlangsung penulis buku berjudul "Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib" Hyphatia Cneajna memaparkan:
"Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai. Para prajurit melakukan perintah tersebut dengan cekatakan seolah robot yang telah dipogram. Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami."
Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:
"Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajal."
Dikarenakan kekejamanya inilah ia mendapat julukan “Vlad The Impaler”. Kelicikan Dracula akhirnya terhenti saat Mehmed II berhasil memancangkan kepala Dracula di tengah alun-alun Konstantinopel. Oleh para pendeta, mayat Dracula disemayamkan di dalam Gereja Snagov. Kuburannya persis berada di depan altar suci gereja,
Dikutip dari : http://forum.detik.com/
lengkapnya disini...